PENGERTIAN KERAMIK
Keramik berasal dari bahasa Yunani Keramos yang berarti periuk atau belanga yang terbuat dari tanah (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008). Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian keramik yang lebih luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk didalamnya semen, gips, metal dan lainnya. Sebelum diproses menjadi keramik, segi penting sifat bubuk mineralnya adalah ukuran partikel (yang mengganti sifat akhir) serta distribusi sifat partikel (mempengaruhi rapatan). Adapun sifat keramik antara lain:
Keramik berasal dari bahasa Yunani Keramos yang berarti periuk atau belanga yang terbuat dari tanah (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008). Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian keramik yang lebih luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk didalamnya semen, gips, metal dan lainnya. Sebelum diproses menjadi keramik, segi penting sifat bubuk mineralnya adalah ukuran partikel (yang mengganti sifat akhir) serta distribusi sifat partikel (mempengaruhi rapatan). Adapun sifat keramik antara lain:
a. Tidak korosif
b. Ringan
c. Keras
d. Stabil pada suhu tinggi.
Keramik memiliki struktur organik dan non organik seperti gelas tetapi
kebanyakan memiliki struktur kristal. Struktur mikro keramik selalu
kompleks dan dibedakan oleh adanya batas butir (grain boundaries), renik
(pores), ketidakmurnian dan kondisi multifasa yang membuatnya lebih
bervariasi. Pada daerah batas butir energi bertambah sehingga
ketidakmurnian cenderung berkumpul di sana. Ketidakmurnian merupakan fasa kedua dan ketiga, antara partikel penyusun (konstituen) ke
dalam batas butir. Dengan adanya penambahan ketidakmurnian dan zat
aditif lainnya, mikrostruktur dapat berubah, jika diamati pada batas
butirnya maupun porositasnya. Kondisi mikrostruktur ini menggambarkan keadaan terhadap sifat fisis dan kimia dari keramik.
Bahan Dasar Keramik
Pada dasarnya bahan dasar keramik antara lain :
1. Tanah Liat (lempung)
Tanah
liat (lempung) sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan
salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia
karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat
luas. Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari batuan
merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal
pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat
termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O) 14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005).
Bentuknya
seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan
permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat
bila dicampur dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk
karena kristal-kristal ini meluncur di atas satu dengan yang lain denga
air sebagai pelumasnya (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008).
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau batuan yang mengandung mineral feldspar,
mika, piroksin dan eamfibol. Pada dasarnya mineral liat dapat dibedakan
atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan liat bukan silikat.
Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1,
dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder dengan Al-oktaeder.
Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan tingkat
hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu
tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si telah
habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan
silikat merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama
hidrus oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air dan oksida
(Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai
sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras,
sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya,
masyarakat memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku
pembuatan bata dan gerabah.
2. Kuarsa (SiO2 )
Kuarsa
(mineral silika) adalah salah satu komponen utama dalam pembentukan
keramik dan banyak terdapat di permukaan bumi (sekitar 60%). Bentuk umum
fasa kristal kuarsa adalah tridimit, quartz dan kristobalit,
tergantung pada temperaturnya. Jenis kristal silika yang ada di alam
adalah kuarsa, sedangkan tridimit dan kristobalit jarang dijumpai.
Kuarsa memiliki keplastisan rendah dan titik lebur tinggi sekitar
1728°C, tetapi hasil pembakarannya kuat dan keras. Bahan baku kuarsa
dapat diperoleh dari batuan atau pasir kuarsa dengan kandungan silika
tinggi.
3. Feldspar
Feldspar
adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan
keramik. Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan
membentuk leburan gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan
lainnya melekat satu sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan
kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.
Feldspar
pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling
besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani,
2009). Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar,
potassium feldspar dan feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan
pada aplikasi-aplikasi industri yang membutuhkan kandungan feldspar yang
berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah potassium, sodium, kalsium atau barium.Sifat-Sifat Keramik
Sifat-sifat
dari keramik dipengaruhi oleh perubahan mikrostruktur pada batas
butiran maupun pada porositasnya. Sifat-sifat keramik antara lain :
1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
2. Tahan terhadap korosi.
3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor.
5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
0 komentar:
Posting Komentar